Tuliskan 99 Asmaul Husna Beserta Artinya
Bacaan dan Terjemah Surat Ar-Rahman Ayat 1-25بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
الرَّحْمٰنُ ۙ١
1. (Allah) Yang maha Pengasih,
Related
Terjemah Per Kata Al Baqarah | Ayat 183-188
Terjemah Per Kata Surat Al Maidah | Ayat 1-5
Terjemah Per Kata Surat An Nisa' | Ayat 1-10
عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ ۗ٢
2. Yang telah mengajarkan Al-Quran.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ ۙ٣
3. Dia menciptakan manusia,
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ ٤
4. mengajarnya pandai berbicara.
اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ ۙ٥
5. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,
وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ ٦
6. dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ ۙ٧
7. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia menciptakan keseimbangan,
أَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ ٨
8. agar kamu jangan merusak keseimbangan itu.
وَأَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوْا الْمِيْزَانَ ٩
9. dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ ۙ١٠
10. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya),
فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ ۖ١١
11. di dalamnya ada buah buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang,
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ ۚ١٢
12. dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٣
13. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ ١٤
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍ ۚ١٥
15. dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٦
16. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ ۚ١٧
17. Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat-*.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٨
18. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِ ۙ١٩
19. Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu,
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِ ۚ٢٠
20. di antara keduanya ada batas yang tidak dilampui oleh masing-masing-*.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ٢١
21. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ ۚ٢٢
22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ٢٣
23. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَاٰتُ فِى الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ ۚ٢٤
24. Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan bagaikan gunung-gunung.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ؑ٢٥
25. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
*Keterangan:
Tempat terbit dan terbenam matahari pada musim panas dan pada musim dingin.
Di antara mufasir ada yang berpendapat bahwa "Laa yabgiyaan" maksudnya masing-masing tidak menghendaki. Dengan demikian maksud dari ayat 19 dan 20 adalah bahwa ada dua laut yang keduanya terpisah dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu-lintas), maka bertemulah kedua lautan itu. Seperti terusan Suez dan terusan Panama.
Selanjutnya>>> Ayat 26-45
Bacaan (tulisan Arab) Surat Ar Rahman dan Terjemah/ Gambar Pantai di Terusan Panama
Alhamdulillah, telah kita baca bersama surat Ar Rahman dalam tulisan Arab dan terjemahnya. Semoga apa yang telah kita baca ini menjadi amal ibadah untuk kita semua. Silakan ngaji online lagi bareng sakaran.com dengan ayat ayat atau surat lainnya. Semoga dengan memperbanyak kita membaca ayat ayat suci Al Quran, hati kita selalu dalam ketenangan dan insyaAllah akan menyelamatkan kita di akhirat kelak. Amin.
Nomor. 2
Nama. Arrahim.
Arab. الرحيم
Arti. Maha Pengasih
Makna. Allah Subhanahu Wa Ta’la memberi kasih sayangNya hanya kepada orang-orang yang beriman.
Jika dalam pembahasan sebelumnya tentang Arrahman bahwa Allah Maha penyayang atau Maha Pemurah kepada semua makhluqNya. Arrahim sepesial hanya untuk orang-orang yang beriman saja.
Contoh sederhana untuk menunjukkan bahwa Arrahim itu hanya untuk yang beriman adalah dapat ditemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 37, 128 dan 160. Ada apa dengan 3 ayat itu? Semuanya kata “Arrahim” digandeng dengan “Tawaab” artinya tobat. التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
Misalnya di bawah ini adalah surat Al-Baqarah [2] ayat 128. Silahkan baca dan perhatikan bagian akhir dari ayat ini.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Allah, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 128
Ayat diatas merupakan Doa dari Nabi Ibrahim mendoakan anak cucunya agar dijadikan anak-anak yang shaleh. Silahkan amalkan doa ini agar kita dikaruniai anak-anak yang shaleh.
Dalam ayat diatas bahwa taubat adalah sebuah jalan yang hanya dimiliki oleh seorang yang beriman. Jadi sekali lagi bahwa Arrahim adalah Allah Maha penyayang kepada hambanya yang beriman. Pertanyaannya kasih sayang seperti apa yang ingin Allah berikan kepada seorang yang beriman?
Dari pembahasan Arrahim ini kita akan membicarakan 3 hal penting yaitu Rahmat, Berkah dan ketenangan. Tiga inilah yang dimaksud dengan kasih sayang yang Allah akan berikan kepada seorang yang beriman.
#1. RAHMAT
Rahmat adalah bentuk kasih sayang kepada Allah. Bentuk rahmat kadang tidak seindah yang kita (manusia) bayangkan. Bisa jadi rahmat itu dibungkus kegagalan usaha, PHK kadang mungkin kecelakaan dan seterusnya. Semua itu dalam pandangan manusia adalah penderitaan atau ujian. Tapi bagi orang yang beriman ia percaya Allah yang maha pengasih tidak hanya memberi masalah tapi juga memberi jalan keluarnya. Satu paket lengkap.
ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Qs. At-Talaq [65] : 2
Hal terpenting dari Rahmat ini adalah hamba yang diberi kasih sayang ini adalah akan dipertemukan dengan Allah kelak di akhirat. Seperti yang tergambar dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنْ اللَّهِ
Dari Jabir berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah.” HR. Muslim No. 5042
Subhanallah. Hadits ini menjelaskan bahwa Rahmat Allah sungguh sangat besar. Dengan kasih sayangnya Allah akan memasukkan hamba yang diberi rahmat ke dalam surga.
Sangat perlu dipahami dari hadits ini adalah bahwa Allah Ajawajjala juga harus punya alasan kuat agar memberi kasih sayang kepada hambanya. Jika tidak ada alasan kuat maka tidak mungkin rahmat Allah diberikan. Hal ini senada dengan yang tergambar dalam surat Az-Zukhraf.
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. QS. Az-Zukhraf [43] : 72
Ayat ini menjelaskan bahwa Surga itu tidak gratis. Harus ada alasan kuat agar Allah memberikan rahmat kepada hamba-Nya. Amal saleh yang didasarkan kepada ketulusan itulah alasan satu-satunya bagi Allah untuk memasukkan hambanya masuk ke surga Allah.
Secara umum rahmat itu adalah instrumen Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar hambanya yang beriman mampu melewati segala ujian dan cobaan di dunia. Atas amal baiknya yang tulus. Semata-mata beribadah kepada Allah adalah ia akan mendapatkan rahmat Allah di akhirat kelak.
#2. BERKAH
Menurut Imam Nawawi pengertian keberkahan adalah tumbuh atau berkembang. Berkah juga dipahami sebagai perbuatan/ amal baik yang terus menerus dan berkesinambungan. Contoh sederhananya dari berkah adalah sebagai berikut.
#1. Pengetahuan atau Ilmu. Orang yang memiliki pengetahuan atau ilmu akan mudah hidupnya, terang jalannya. Akan berlipat ganda manfaat dan guna dari ilmu itu ketika diamalkan dan di ajarkan kepada orang lain. Bertambah dan tumbuh manfaatnya dari ilmu yang dimiliki.
#2. Harta. Harta yang dimiliki bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Bisa mewujudkan apapun yang dikehendaki lantaran uang itu. Begitu juga dengan harta yang dimiliki akan tumbuh dan berkembang jika nilai manfaatnya diluaskan salah satunya untuk membantu tetangga yang kekurangan.
Dalam Al-Quran berkah dapat ditemukan di surat Al-A’raf [7]
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. QS. Al-A’raf [7]:96
Ayat diatas menjelaskan bahwa alasan kuat Allah menurunkan keberkahan kepada hambanya atau bahkan kepada sebuah masyarakat yang lebih luas adalah keimanan dan ketaqwaanya hambanya.
#3. KETENANGAN
Sebagai bentuk kasih sayang Allah yang memiliki nama Arrahim. Allah juga memberikan ketenangan. Tenang, tidak takut, tidak risau. Betul-betul seorang mu’min dianugerahi rasa kedamaian dalam hatinya.
Ketenangan tidak bisa dibeli. Allah SWT sendiri yang akan memberikan ketenangan, seperti yang tergambar dalam surat berikut
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. Al-Fath. [48] : 4
Jelas disini bahwa ketenangan adalah milik orang yang beriman. Iman kepada Allah dan seluruh aturan yang diberikan kepada hambanya. Jika demikian maka ketenangan tidak akan didaptakan dengan jalan bermaksiat.
Maka ketika berbicara ketenangan ada dua hal penting.
#1. Surga di Dunia. Seberat apapun masalah dan cobaan yang menimpanya, Allah telah memberikan ketenangan dalam hatinya. Karena ia yakin ketika beriman dan bertaqwa jalan penyelesaian pasti ada. Dengan demikian ia akan selalu tenang hatinya. Tidak risau apalagi takut karena semuanya. Hidup di Dunia tampak indah dan tenang.
#2. Neraka Di Dunia. Berbeda dengan orang yang telah dicabut ketenangannya. Ia selalu risau. Ilmu yang mumpuni. Harta yang banyak. Tidak kunjung juga memenuhi ketenangan batinnya. Batinnya terus menerus menuntut. Hidupnya tidak pernah berhenti terus mengejar. Mengejar yang terkadang iapun bingung, mengejar untuk apa. Dunia ini seolah menjadi neraka.
Berdoalah agar Allah jangan mencabut ketenangan dalam hati kita. Dalam surat Al-Fajr manusia yang beriman dan bertaqwa disebut dengan “Jiwa tenang”.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. QS al-Fajr [89]: 27-30
Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa;
#1. Milik orang yang beriman. Arrahim adalah kasih sayang yang diberikan kepada hambanya yang beriman dan bertaqwa.
#2. Rahmat. Kasih sayang Allah tidak hanya sebatas di dunia. Tapi sampai ke negeri akhirat. Maka pantaskanlah pribadi masing-masing agar pantas menerima rahmat Allah Subhanahuwatalla dengan senantiasa tulus dalam beramal dan beribadah. Karena inilah satu-satunya alasan Allah memberikan rahmat-Nya.
#3. Berkah. Implementasi dari amal saleh adalah bertambahnya nilai manfaat yang kita miliki. Baik itu ilmu, harta, hubungan sosial, itu semua bisa menjadi pintu-pintu Keberkahan.
#4. Jiwa Tenang. Kemantapan dalam keimanan dan ketaqwaan akan memberikan ketenangan jiwa. Tidak ada lagi yang membuat ia risau dan takut.
Mudah-mudahan kita semua dikaruniai ketenangan. Amin.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
المَلِكُ
Al-Malik
( yang menguasai dan merajai )
Membaca Ya Malik sebanyak 121x setelah matahari tergelincir, insya Allah, Allah akan memberi kekayaan yang diridhai-Nya. Barang siapa banyak menyebut nama ini, maka orang – orang yang sombong, angkuh, dan congkak akan tunduk dan patuh kepada kita.
Al Quddus (القدوس) sifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Suci. Kata dasar dari Al Quddus adalah Qaddasa yang artinya mensucikan dan Menjauhkan dari kejahatan, bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan. Kesucian-Nya Allah ta'ala sangat bersih dari perasaan keji, jahat, negatif dan yang lainnya. Bentuk pengamalan akan asma Allah adalah dengan mengucapkan Subhanallaah atau Taqaddasallah atau Ta'alallah.
Kesucian-Nya bersifat mutlak Maha Suci dari Segala Kekurangan, Kata Quddus memiliki akar kata yang sama dengan kata qadasa yang berarti "suci". Asma Al-Quddus bermakna "mutlak tidak memiliki kekurangan, ketidaksempurnaan, kekurangan, maupun kelemahan". Seluruh kesempurnaan dan kemutlakan yang mungkin ada. Dia melebihinya dan Dialah puncaknya.
Imam Al-Ghazali bahkan berpendapat, Al-Quddus adalah kemahasucian Allah dari segala bentuk kesempurnaan yang masih bisa diduga oleh mahluk. Menurutnya, sungguh tidak patut bila seorang raja dikatakan sekedar sebagai "Sang bukan-rakyat". Raja adalah raja. Maka, Al-Quddus adalah mutlak dan ada di atas segala kesempurnaan yang terpahami.
Kata quddus memiliki makna yang berbeda dengan sabbah. Kedua kata ini di dampingkan dalam QS. Al-Baqarah : 30, "Padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan meng-quddus-kan Engkau".
Taqdis adalah menyucikan-Nya dari tidak mutlaknya kesempurnaan, sedangkan tasbih berasal dari akar kata sa-ba-ha yang berarti 'hanyut' atau "menjauh". Bertasbih adalah menjauhkan diri dari segala dugaan terhadap Allah maupun prasangka buruk atas kehendak-Nya, dan membiarkan diri hanyut dalam kekaguman atas kesempurnaan-Nya maupun hanyut dalam kehendak-Nya. Ke-quddus-an Allah adalah mutlak, dan Ia sama sekali tidak membutuhkan pengakuan akan hal itu.
As Salaam (Arab: السلام); Yang Memiliki Mutlak sifat Kesejahteraan. Keselamatan ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh Allahyang sangat dibutuhkan oleh segenap makhluk-Nya. Sifat ini terutama sangat dibutuhkan agar dapat terhindar dari azab, siksa, malapetaka dan kerugian.
Adanya pemahaman bahwa selamat dari keadaan untuk mengharapkan imbalan dan adanya maksud kepada yang diberi, hal ini memperkuat sendi-sendi keikhlasan dalam beribadah. Bila dikatakan kita selamat dari selalu tergantung kepada mahluk maka akan sempurnalah pemahaman tawakal kepada Allah ta'ala semata.
Dari kata As Salaam ini, ada istilah surga yang dinamakan Daarus Salaam. Ini bermakna nama Allah sangat besar hikmahdan manfaatnya untuk kita ketahui dan pahami.
Lagu sabyan
دِيْنَ السَّلَامْ
Deen Assalam
AGAMA PERDAMAIAN
كَلَّ هَذِى الاَرْضِ مَاتَكْفِيْ مَسَاحَةْ
Kalla hadzil ard mataqfii masahah
Seluruh bumi ini akan terasa sempit
لَوْ نَعِيْشِ بِلَاسَمَاحَةْ
Lau na’isibila samahah
Jika hidup tanpa toleransi
وَانْ تَعَا يَشْنَا بِحَبْ
Wanta’ayasna bihab
Meski bumi sempit kita kan bahagia
لَوْ تَضِيْقِ الاَرْضِ نَسْكَنْ كَلَّ قَلْبْ
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb
sebarkanlah ucapan yang manis
اَبْتَحِيَةْ وَبْسَلَامْ
Abtahiyyat wabsalam
Melalui perilaku mulia dan damai
اَنْشُرُوْا اَحْلَى الْكَلَامْ زَيْنُوْا الدِّنْيَا حْتِرَامْ
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
hiasilah dunia dengan sikap yang hormat
اَبْمَحَبَّةْ وَابْتِسَامْ
Abmahabbat wabtisam
Dengan cinta dan senyuman
اَنْشُرُوْا بَيْنِ الاَنَامْ هَذَا هُوْا ديْنَ السَّلَامْ
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam
Inilah Islam Agama Perdamaian
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
الْمُؤْمِنُ
Al-Mukmin
( yang member keamanan )
Membaca Ya Mukmin sebanyak 136x setiap hari, insya Allah semua kekayaan yang kita miliki akan diselamatkan dan dipelihara dari kerugian. Nama ini juga baik dibaca oleh orang yang dikuasai rasa takut, khususnya bagi seorang musafir dalam perjalanan supaya selamat lahir batin.
1 Ar Rahman = الرحمن = Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم = Yang Maha Penya= Yang
3 Al Malik الملك = Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس = Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن = Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz العزيز = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9 Al Jabbar الجبار = Yang Maha Perkasa
10 Al Mutakabbir المتكبر = Yang Maha Megah, = Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق = = Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ = Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور = Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar الغفار = Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار = Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق = Yang Maha Pemberi Rejeki
18 Al Fattaah الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم = Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض = Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith الباسط = Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh الخافض = Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` الرافع = Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz المعز = Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil المذل = Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` السميع = Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير = Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم = Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل = Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف = Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير = Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم = Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم = Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور = Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى = Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير = Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ = Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل = Yang Maha Mulia
42 Al Kariim الكريم = Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib الرقيب = Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب = Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع = Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود = Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد = Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث = Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق = Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل = Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى = Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين = Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى = Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد = Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى = Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` المبدئ = Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى = Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت = Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي = Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم = Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد = Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد = Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid الواحد = Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد = Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر = Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر = Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم = Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول = Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر = Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر = Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن = Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي = Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي = Yang Maha Tinggi
79 Al Barri البر = Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab التواب = Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو = Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى = Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع = Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور = Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii البديع = Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii الباقي = Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث = Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد = Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar
Tafsir Bismillah-بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ-
Nama Ebook: Tafsir Basmallah
Penulis : Syaikh Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
Format File: doc, ukuran File: 253 kb,
Penulis Berkata: Allah عزّوجلّ berfirman:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : “Dengan menyebut nama Allah aku makan”.
Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil.
Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang:
Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah عزّوجلّ.
Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata: “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah عزّوجلّ”.
Ikuti selanjutnya tafsir ringkas dari ayat yang mulia ini, ia (Bismillah) di awal setiap surat Al-Qur’an selain Surat At-Taubah. Syaikh رحمه الله selanjutnya menjelaskan tentang tafsir Jalalah, Ar-Rahman dan Ar-Rahim serta perbedaan pendapat tentang apakah Bismillah merupakan ayat tersendiri dalam surat Al-Fatihah atau bagian dari surat Al-Fatihah.
( Assalamu 'alaikum Wr. Wb ) السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
( Wa 'alaikum salam Wr. Wb ) وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
( Wassalamu 'alaikum Wr. Wb) وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahirrahmanirrahim)
اَهْلاًوَسَهْلاً (ahlan wa sahlan )
اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar )
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah) اَللّهُ (Allah) آمِّينَ (amin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ (Astaghfirullah)
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ ( Do'a untuk Pengantin )
حَلاَلً (halal) حَرَمً (haram)
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ (innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun)
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ (insya Allah)
جَزَاكَ اللّهُ (jazakallah)
جَزَاكِ اللّهُ (jazakillah)
جَزَاكُمُ اللّهُ (jazakumullah)
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ(laa haula wa laa quwwata illa billah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (laa ilaaha illallah)
مَاشَآءَاللّهُ (masya Allah)
سُبْحَانَ اللّهُ (subhanallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ (lafadz takbiran)
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ (taqabalallahu minna wa minkum)
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ (taqabal ya kariim)
وَ اِيَّكُمْ (wa iyyakum)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ (penutup ceramah)
Jika tulisan Arab di atas tidak terbaca di BlackBerry Anda,
Silahkan Down Load dulu link di bawah ini sesuai tipe BB nya ya...
Semoga berManfaat dan sdh bisa lgs m'akses situs"
/website Quran dgn Arabic letters... :) ;)
Berikut ini beberapa koleksi tulisan Arab. Semoga dapat menghibur dan bermanfaat :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Assalamu 'alaikum Wr. Wb )
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Wa 'alaikum salam Wr. Wb )
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Wassalamu 'alaikum Wr. Wb)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahirrahmanirrahim)
اَهْلاًوَسَهْلاً (ahlan wa sahlan )
اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar )
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah)
اَللّهُ (Allah)
آمِّينَ (amin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ (Astaghfirullah)
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ ( Do'a untuk Pengantin )
حَلاَلً (halal)
حَرَمً (haram)
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ (innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun)
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ (insya Allah)
جَزَاكَ اللّهُ (jazakallah)
جَزَاكِ اللّهُ (jazakillah)
جَزَاكُمُ اللّهُ (jazakumullah)
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ(laa haula wa laa quwwata illa billah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (laa ilaaha illallah)
مَاشَآءَاللّهُ (masya Allah)
سُبْحَانَ اللّهُ (subhanallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ (lafadz takbiran)
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ (taqabalallahu minna wa minkum)
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ (taqabal ya kariim)
وَ اِيَّكُمْ (wa iyyakum)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ (penutup ceramah)
Kalimat Thayyibah assalamualaikum adalah kalimat toyibah yang mengandung keselamatan dan kesejahteraan. Kalimat salam ini sunnah diucapkan apabila bertemu dengan sesama muslim, masuk ruangan, mengawali pembicaraan, dll. Namun wajib hukumnya menjawabi salam tersebut bagi orang yang diberi ucapan salam.
Kalimat toyibah salam ini juga menjadi salah satu haq dari 6 haq yang harus dipenuhi oleh seorang muslim, sebagaimana sabda Nabi:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ .رَوَاهُ مُسلِم
“Haq muslim terhadap muslim lainnya itu ada enam:
1. Apabila kamu bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya,
2.Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya,
3. Apabila ia meminta nashihat kepadamu, maka berilah ia nashihat,
4. Apabila ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka doakanlah ia dengan ucapan ‘‘Yarhamukallah’’,
5. Apabila ia sakit, maka jenguklah ia,
6. Dan apabila ia meninggal, maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (yang serupa dengannya). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” ( QS An-Nisaa’ : 86)
Arti Assalamualaikum sendiri adalah “keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap tercurahkan kepadamu”, maka sudah selayaknya kita juga kembali mendoakan untuk orang yang mengucapkan salam kepada kita.
Kalimat Thayyibah Subhanallah dan Masya Allah
“Subhanallah” adalah salah satu kalimat toyibah yang biasa diucapkan oleh Muslim Indonesia ketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Sedangkan kalimat Masya Allah diucapkan ketika melihat sesuatu yang mengejutkan, mengagetkan, dsb.
Sebenarnya hal itu kurang tepat penempatannya, namun begitu, hal itu tetap baik untuk dilakukan karena keduanya merupakan sama-sama kalimat toyibah.
Adapun mengenai penempatannya sendiri yang lebih tepat adalah sebagai berikut:
1. Pendapat Pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa kalimat toyibah tasbih ini lebih tepat diucapkan ketika sedang dalam keadaan takjub atau heran atas sesuatu atau peristiwa yang terjadi yang tidak pantas untuk Allah, baik yang didengar atau dilihat. Adapun dasarnya adalah sebagai berikut:
Abu Hurairah ra. pernah bertemu dengan Nabi SAW sedangkan ia dalam kondisi junub. Kemudian Abu Hurairah ra. pergi mandi tanpa pamit kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah Abu Hurairah ra. kembali Rasulullah SAW pun bertanya, “mengapa tadi kamu pergi”? Abu Hurairah ra. menjawab, “Aku junub, dan aku tidak suka duduk bersama Engkau wahai Rasulullah sedangkan aku dalam kondisi tidak suci.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ! إِنَّ الْمُسْلِمَ لاَ يَنْجُسُ
“Subhanallah! Sesungguhnya muslim itu tidak najis.” (HR. Bukhari: 279)
Rasulullah SAW heran terhadap sikap Abu Hurairah yang menyangka bahwa dirinya najis hanya karena dalam keadaan junub. Oleh sebab itu, Nabi pun menjelaskan bahwa seorang muslim itu tidak najis meskipun dalam keadaan junub. Sehingga tidak perlu minder jika bertemu bertemu dengan sesama muslim.
Sedangkan dalam kondisi takjub atas suatu peristiwa, dasarnya adalah:
Dari Muhammad ibn Jahsy ra, “Suatu ketika Rasulullah SAW melihat ke langit, kemudian beliau bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ
“Subhanallah betapa berat ancaman yang diturunkan ….”
Pada lanjutan hadits diatas, Rasulullah SAW takjub/kaget terhadap suatu ancaman yang diturunkan Allah kepada orang-orang yang malas dalam membayar hutang.
Kalimat thayyibah subhanallah ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Mereka (orang-orang Nasrani) berkata, ‘Allah mempunyai anak’, Maha Suci Dia (dari tuduhan itu).” (QS. Al-Baqarah:116)
Sedangkan kalimat Masya Allah adalah lebih tepat ketika melihat hal yang indah-indah dan mengagumkan (kebalikan dari kebiasaan masyarakat kita).
Allah berfirman:
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)
2. Pendapat Kedua
Menurut pendapat yang kedua, pengucapan kalimat Subhanallah atau Masya Allah lebih rinci lagi.
1.“Subhanallah” boleh diucapkan ketika melihat/mendengar/mengetahui sesuatu yang indah atau menakjubkan, dengan catatan sesuatunya tersebut murni atas kuasa Allah tanpa campur tangan manusia.
Contohnya adalah saat kita melihat pemandangan alam yang indah, mukjizat nabi-rasul, karomah, atau ketika terjadi peristiwa gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya.
Pemahaman ini berdasarkan ayat pertama dalam surat Al-Isra’ dan beberapa ayat lain dalam Al-Qur’an:
سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصى الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هو السميع البصير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
2.“Masya Allah” diucapkan ketika kita melihat/mendengar/mengetahui suatu kejadian yang indah atau menakjubkan, namun terdapat peranan manusia dalam kejadian tersebut.
Contohnya adalah ketika kita melihat suatu bangunan yang megah dan indah, memasuki taman yang cantik, suatu prestasi atau teknologi yang canggih dan lain sebagainya.
Allah berfirman di surat al-Kahfi,
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)
Ayat tersebut pemahamannya menggunakan penjelasan yang sama dengan yang diatas tadi. Dalam ayat tersebut, objek dari pengucapan “Masya Allah” adalah kebun.
Sedangkan dalam kebun tersebut, selain terdapat tanaman-tanaman yang tumbuh atas izin Allah, juga ada usaha dari manusia pemilik kebun yaitu menanamnya, memupuki, menyirami dan seterusnya.
Arti Subhanallah dan Masya Allah
Kalimat Thayyibah Subhanallah (سبحان الله) artinya adalah “Maha Suci Allah”. Maksudnya yaitu, Allah adalah Dzat yang Maha suci dari segala kekurangan, keburukan, kecacatan dan segala hal yang bertolak belakang dengan sifat kesempurnaan Allah. Ungkapan ini juga sekaligus menunjukkan keagungan Allah, bahwa memang Allah-lah satu-satunya Dzat yang Maha Suci.
Sedangkan arti Masya Allah (ماشاء الله) adalah “Segala sesuatu terjadi Atas kehendak Allah”.
Kalimat Thayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billah
Selain disebut sebagai kalimat toyibah, kalimat dzikir La Haula Wala ini disebut juga dengan bacaan hawqolah. Kalimat dzikir ini merupakan suatu bentuk kefanaan manusia.
Yaitu sebuah pengakuan atas kelemahan dan ketidak berdayaan diri manusia, meskipun kuasa sekecil bij dzarroh. Tidak ada kekuatan sama sekali dalam berbuat taat, kecuali atas pertolongan Allah. Dan tidak ada daya sama sekali untuk menghindar dari ma’siat, kecuali juga atas pertolongan Allah.
Dengan demikian, terbukalah kefahaman bahwa Allah adalah dzat yang benar-benar Maha kuasa, sedangkan kita tiada kuasa sama sekali.
Setelah adanya pengakuan tersebut, maka kalimat dzikir hawqolah ini diucapkan ketika seseorang memiliki ‘azam, yaitu suatu keinginan yang kuat. Karena dari kalimat toyibah ini timbul pancaran tawakkal yang kuat.
Kalimat Thayyibah Tahlil
Kalimat Thayyibah Tahlil adalah kalimat dzikir Laa ilaaha Illallaah, disebut juga dengan kalimat tauhid. Sebab makna dari kalimat dzikir ini berisi tentang ke-ESA-an Allah.
Bacaan Tahlil ini adalah sebaik-baik kalimat dzikir, sebagaimana hadits Nabi SAW :
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّ عَاءِ الْحَمْدُ للهِ
Sebaik-baik dzikir adalah (membaca) lâ ilâha illallâh. Dan sebaik-baik doa yaitu alhamdulillah (HR. al-Bukhari no.99)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
الرَّحْمٰنُ ۙ١
1. (Allah) Yang maha Pengasih,
Related
Terjemah Per Kata Al Baqarah | Ayat 183-188
Terjemah Per Kata Surat Al Maidah | Ayat 1-5
Terjemah Per Kata Surat An Nisa' | Ayat 1-10
عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ ۗ٢
2. Yang telah mengajarkan Al-Quran.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ ۙ٣
3. Dia menciptakan manusia,
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ ٤
4. mengajarnya pandai berbicara.
اَلشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ ۙ٥
5. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,
وَّالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ ٦
6. dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya).
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَ ۙ٧
7. Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia menciptakan keseimbangan,
أَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ ٨
8. agar kamu jangan merusak keseimbangan itu.
وَأَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوْا الْمِيْزَانَ ٩
9. dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ ۙ١٠
10. Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya),
فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ ۖ١١
11. di dalamnya ada buah buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang,
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ ۚ١٢
12. dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٣
13. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ ١٤
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍ ۚ١٥
15. dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٦
16. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ ۚ١٧
17. Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat-*.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ١٨
18. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِ ۙ١٩
19. Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu,
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِ ۚ٢٠
20. di antara keduanya ada batas yang tidak dilampui oleh masing-masing-*.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ٢١
21. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ ۚ٢٢
22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ٢٣
23. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَاٰتُ فِى الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ ۚ٢٤
24. Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan bagaikan gunung-gunung.
فَبِأَيِّ اٰلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ؑ٢٥
25. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
*Keterangan:
Tempat terbit dan terbenam matahari pada musim panas dan pada musim dingin.
Di antara mufasir ada yang berpendapat bahwa "Laa yabgiyaan" maksudnya masing-masing tidak menghendaki. Dengan demikian maksud dari ayat 19 dan 20 adalah bahwa ada dua laut yang keduanya terpisah dibatasi oleh tanah genting, tetapi tanah genting itu tidaklah dikehendaki (tidak diperlukan) maka pada akhirnya, tanah genting itu dibuang (digali untuk keperluan lalu-lintas), maka bertemulah kedua lautan itu. Seperti terusan Suez dan terusan Panama.
Selanjutnya>>> Ayat 26-45
Bacaan (tulisan Arab) Surat Ar Rahman dan Terjemah/ Gambar Pantai di Terusan Panama
Alhamdulillah, telah kita baca bersama surat Ar Rahman dalam tulisan Arab dan terjemahnya. Semoga apa yang telah kita baca ini menjadi amal ibadah untuk kita semua. Silakan ngaji online lagi bareng sakaran.com dengan ayat ayat atau surat lainnya. Semoga dengan memperbanyak kita membaca ayat ayat suci Al Quran, hati kita selalu dalam ketenangan dan insyaAllah akan menyelamatkan kita di akhirat kelak. Amin.
Nomor. 2
Nama. Arrahim.
Arab. الرحيم
Arti. Maha Pengasih
Makna. Allah Subhanahu Wa Ta’la memberi kasih sayangNya hanya kepada orang-orang yang beriman.
Jika dalam pembahasan sebelumnya tentang Arrahman bahwa Allah Maha penyayang atau Maha Pemurah kepada semua makhluqNya. Arrahim sepesial hanya untuk orang-orang yang beriman saja.
Contoh sederhana untuk menunjukkan bahwa Arrahim itu hanya untuk yang beriman adalah dapat ditemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 37, 128 dan 160. Ada apa dengan 3 ayat itu? Semuanya kata “Arrahim” digandeng dengan “Tawaab” artinya tobat. التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
Misalnya di bawah ini adalah surat Al-Baqarah [2] ayat 128. Silahkan baca dan perhatikan bagian akhir dari ayat ini.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Allah, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 128
Ayat diatas merupakan Doa dari Nabi Ibrahim mendoakan anak cucunya agar dijadikan anak-anak yang shaleh. Silahkan amalkan doa ini agar kita dikaruniai anak-anak yang shaleh.
Dalam ayat diatas bahwa taubat adalah sebuah jalan yang hanya dimiliki oleh seorang yang beriman. Jadi sekali lagi bahwa Arrahim adalah Allah Maha penyayang kepada hambanya yang beriman. Pertanyaannya kasih sayang seperti apa yang ingin Allah berikan kepada seorang yang beriman?
Dari pembahasan Arrahim ini kita akan membicarakan 3 hal penting yaitu Rahmat, Berkah dan ketenangan. Tiga inilah yang dimaksud dengan kasih sayang yang Allah akan berikan kepada seorang yang beriman.
#1. RAHMAT
Rahmat adalah bentuk kasih sayang kepada Allah. Bentuk rahmat kadang tidak seindah yang kita (manusia) bayangkan. Bisa jadi rahmat itu dibungkus kegagalan usaha, PHK kadang mungkin kecelakaan dan seterusnya. Semua itu dalam pandangan manusia adalah penderitaan atau ujian. Tapi bagi orang yang beriman ia percaya Allah yang maha pengasih tidak hanya memberi masalah tapi juga memberi jalan keluarnya. Satu paket lengkap.
ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Qs. At-Talaq [65] : 2
Hal terpenting dari Rahmat ini adalah hamba yang diberi kasih sayang ini adalah akan dipertemukan dengan Allah kelak di akhirat. Seperti yang tergambar dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنْ اللَّهِ
Dari Jabir berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah.” HR. Muslim No. 5042
Subhanallah. Hadits ini menjelaskan bahwa Rahmat Allah sungguh sangat besar. Dengan kasih sayangnya Allah akan memasukkan hamba yang diberi rahmat ke dalam surga.
Sangat perlu dipahami dari hadits ini adalah bahwa Allah Ajawajjala juga harus punya alasan kuat agar memberi kasih sayang kepada hambanya. Jika tidak ada alasan kuat maka tidak mungkin rahmat Allah diberikan. Hal ini senada dengan yang tergambar dalam surat Az-Zukhraf.
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. QS. Az-Zukhraf [43] : 72
Ayat ini menjelaskan bahwa Surga itu tidak gratis. Harus ada alasan kuat agar Allah memberikan rahmat kepada hamba-Nya. Amal saleh yang didasarkan kepada ketulusan itulah alasan satu-satunya bagi Allah untuk memasukkan hambanya masuk ke surga Allah.
Secara umum rahmat itu adalah instrumen Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar hambanya yang beriman mampu melewati segala ujian dan cobaan di dunia. Atas amal baiknya yang tulus. Semata-mata beribadah kepada Allah adalah ia akan mendapatkan rahmat Allah di akhirat kelak.
#2. BERKAH
Menurut Imam Nawawi pengertian keberkahan adalah tumbuh atau berkembang. Berkah juga dipahami sebagai perbuatan/ amal baik yang terus menerus dan berkesinambungan. Contoh sederhananya dari berkah adalah sebagai berikut.
#1. Pengetahuan atau Ilmu. Orang yang memiliki pengetahuan atau ilmu akan mudah hidupnya, terang jalannya. Akan berlipat ganda manfaat dan guna dari ilmu itu ketika diamalkan dan di ajarkan kepada orang lain. Bertambah dan tumbuh manfaatnya dari ilmu yang dimiliki.
#2. Harta. Harta yang dimiliki bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Bisa mewujudkan apapun yang dikehendaki lantaran uang itu. Begitu juga dengan harta yang dimiliki akan tumbuh dan berkembang jika nilai manfaatnya diluaskan salah satunya untuk membantu tetangga yang kekurangan.
Dalam Al-Quran berkah dapat ditemukan di surat Al-A’raf [7]
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. QS. Al-A’raf [7]:96
Ayat diatas menjelaskan bahwa alasan kuat Allah menurunkan keberkahan kepada hambanya atau bahkan kepada sebuah masyarakat yang lebih luas adalah keimanan dan ketaqwaanya hambanya.
#3. KETENANGAN
Sebagai bentuk kasih sayang Allah yang memiliki nama Arrahim. Allah juga memberikan ketenangan. Tenang, tidak takut, tidak risau. Betul-betul seorang mu’min dianugerahi rasa kedamaian dalam hatinya.
Ketenangan tidak bisa dibeli. Allah SWT sendiri yang akan memberikan ketenangan, seperti yang tergambar dalam surat berikut
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. Al-Fath. [48] : 4
Jelas disini bahwa ketenangan adalah milik orang yang beriman. Iman kepada Allah dan seluruh aturan yang diberikan kepada hambanya. Jika demikian maka ketenangan tidak akan didaptakan dengan jalan bermaksiat.
Maka ketika berbicara ketenangan ada dua hal penting.
#1. Surga di Dunia. Seberat apapun masalah dan cobaan yang menimpanya, Allah telah memberikan ketenangan dalam hatinya. Karena ia yakin ketika beriman dan bertaqwa jalan penyelesaian pasti ada. Dengan demikian ia akan selalu tenang hatinya. Tidak risau apalagi takut karena semuanya. Hidup di Dunia tampak indah dan tenang.
#2. Neraka Di Dunia. Berbeda dengan orang yang telah dicabut ketenangannya. Ia selalu risau. Ilmu yang mumpuni. Harta yang banyak. Tidak kunjung juga memenuhi ketenangan batinnya. Batinnya terus menerus menuntut. Hidupnya tidak pernah berhenti terus mengejar. Mengejar yang terkadang iapun bingung, mengejar untuk apa. Dunia ini seolah menjadi neraka.
Berdoalah agar Allah jangan mencabut ketenangan dalam hati kita. Dalam surat Al-Fajr manusia yang beriman dan bertaqwa disebut dengan “Jiwa tenang”.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku. QS al-Fajr [89]: 27-30
Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa;
#1. Milik orang yang beriman. Arrahim adalah kasih sayang yang diberikan kepada hambanya yang beriman dan bertaqwa.
#2. Rahmat. Kasih sayang Allah tidak hanya sebatas di dunia. Tapi sampai ke negeri akhirat. Maka pantaskanlah pribadi masing-masing agar pantas menerima rahmat Allah Subhanahuwatalla dengan senantiasa tulus dalam beramal dan beribadah. Karena inilah satu-satunya alasan Allah memberikan rahmat-Nya.
#3. Berkah. Implementasi dari amal saleh adalah bertambahnya nilai manfaat yang kita miliki. Baik itu ilmu, harta, hubungan sosial, itu semua bisa menjadi pintu-pintu Keberkahan.
#4. Jiwa Tenang. Kemantapan dalam keimanan dan ketaqwaan akan memberikan ketenangan jiwa. Tidak ada lagi yang membuat ia risau dan takut.
Mudah-mudahan kita semua dikaruniai ketenangan. Amin.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
المَلِكُ
Al-Malik
( yang menguasai dan merajai )
Membaca Ya Malik sebanyak 121x setelah matahari tergelincir, insya Allah, Allah akan memberi kekayaan yang diridhai-Nya. Barang siapa banyak menyebut nama ini, maka orang – orang yang sombong, angkuh, dan congkak akan tunduk dan patuh kepada kita.
Al Quddus (القدوس) sifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Suci. Kata dasar dari Al Quddus adalah Qaddasa yang artinya mensucikan dan Menjauhkan dari kejahatan, bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan. Kesucian-Nya Allah ta'ala sangat bersih dari perasaan keji, jahat, negatif dan yang lainnya. Bentuk pengamalan akan asma Allah adalah dengan mengucapkan Subhanallaah atau Taqaddasallah atau Ta'alallah.
Kesucian-Nya bersifat mutlak Maha Suci dari Segala Kekurangan, Kata Quddus memiliki akar kata yang sama dengan kata qadasa yang berarti "suci". Asma Al-Quddus bermakna "mutlak tidak memiliki kekurangan, ketidaksempurnaan, kekurangan, maupun kelemahan". Seluruh kesempurnaan dan kemutlakan yang mungkin ada. Dia melebihinya dan Dialah puncaknya.
Imam Al-Ghazali bahkan berpendapat, Al-Quddus adalah kemahasucian Allah dari segala bentuk kesempurnaan yang masih bisa diduga oleh mahluk. Menurutnya, sungguh tidak patut bila seorang raja dikatakan sekedar sebagai "Sang bukan-rakyat". Raja adalah raja. Maka, Al-Quddus adalah mutlak dan ada di atas segala kesempurnaan yang terpahami.
Kata quddus memiliki makna yang berbeda dengan sabbah. Kedua kata ini di dampingkan dalam QS. Al-Baqarah : 30, "Padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan meng-quddus-kan Engkau".
Taqdis adalah menyucikan-Nya dari tidak mutlaknya kesempurnaan, sedangkan tasbih berasal dari akar kata sa-ba-ha yang berarti 'hanyut' atau "menjauh". Bertasbih adalah menjauhkan diri dari segala dugaan terhadap Allah maupun prasangka buruk atas kehendak-Nya, dan membiarkan diri hanyut dalam kekaguman atas kesempurnaan-Nya maupun hanyut dalam kehendak-Nya. Ke-quddus-an Allah adalah mutlak, dan Ia sama sekali tidak membutuhkan pengakuan akan hal itu.
As Salaam (Arab: السلام); Yang Memiliki Mutlak sifat Kesejahteraan. Keselamatan ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh Allahyang sangat dibutuhkan oleh segenap makhluk-Nya. Sifat ini terutama sangat dibutuhkan agar dapat terhindar dari azab, siksa, malapetaka dan kerugian.
Adanya pemahaman bahwa selamat dari keadaan untuk mengharapkan imbalan dan adanya maksud kepada yang diberi, hal ini memperkuat sendi-sendi keikhlasan dalam beribadah. Bila dikatakan kita selamat dari selalu tergantung kepada mahluk maka akan sempurnalah pemahaman tawakal kepada Allah ta'ala semata.
Dari kata As Salaam ini, ada istilah surga yang dinamakan Daarus Salaam. Ini bermakna nama Allah sangat besar hikmahdan manfaatnya untuk kita ketahui dan pahami.
Lagu sabyan
دِيْنَ السَّلَامْ
Deen Assalam
AGAMA PERDAMAIAN
كَلَّ هَذِى الاَرْضِ مَاتَكْفِيْ مَسَاحَةْ
Kalla hadzil ard mataqfii masahah
Seluruh bumi ini akan terasa sempit
لَوْ نَعِيْشِ بِلَاسَمَاحَةْ
Lau na’isibila samahah
Jika hidup tanpa toleransi
وَانْ تَعَا يَشْنَا بِحَبْ
Wanta’ayasna bihab
Meski bumi sempit kita kan bahagia
لَوْ تَضِيْقِ الاَرْضِ نَسْكَنْ كَلَّ قَلْبْ
Lau tadiqil ardi naskan kalla kolb
sebarkanlah ucapan yang manis
اَبْتَحِيَةْ وَبْسَلَامْ
Abtahiyyat wabsalam
Melalui perilaku mulia dan damai
اَنْشُرُوْا اَحْلَى الْكَلَامْ زَيْنُوْا الدِّنْيَا حْتِرَامْ
Ansyuru ahlal kalam jainuddin yahtirom
hiasilah dunia dengan sikap yang hormat
اَبْمَحَبَّةْ وَابْتِسَامْ
Abmahabbat wabtisam
Dengan cinta dan senyuman
اَنْشُرُوْا بَيْنِ الاَنَامْ هَذَا هُوْا ديْنَ السَّلَامْ
Ansyuru bainil anam hadahu din assalam
Inilah Islam Agama Perdamaian
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
الْمُؤْمِنُ
Al-Mukmin
( yang member keamanan )
Membaca Ya Mukmin sebanyak 136x setiap hari, insya Allah semua kekayaan yang kita miliki akan diselamatkan dan dipelihara dari kerugian. Nama ini juga baik dibaca oleh orang yang dikuasai rasa takut, khususnya bagi seorang musafir dalam perjalanan supaya selamat lahir batin.
1 Ar Rahman = الرحمن = Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم = Yang Maha Penya= Yang
3 Al Malik الملك = Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس = Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن = Yang Maha Pemelihara
8 Al `Aziiz العزيز = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9 Al Jabbar الجبار = Yang Maha Perkasa
10 Al Mutakabbir المتكبر = Yang Maha Megah, = Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق = = Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ = Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور = Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar الغفار = Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار = Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق = Yang Maha Pemberi Rejeki
18 Al Fattaah الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم = Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض = Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith الباسط = Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh الخافض = Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` الرافع = Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz المعز = Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil المذل = Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` السميع = Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير = Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم = Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل = Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف = Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير = Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم = Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم = Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور = Yang Maha Pengampun
35 As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى = Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير = Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ = Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل = Yang Maha Mulia
42 Al Kariim الكريم = Yang Maha Mulia
43 Ar Raqiib الرقيب = Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب = Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع = Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود = Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد = Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث = Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق = Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل = Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى = Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين = Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى = Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد = Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى = Yang Maha Mengkalkulasi
58 Al Mubdi` المبدئ = Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى = Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت = Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي = Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم = Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد = Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد = Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid الواحد = Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد = Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر = Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر = Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم = Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول = Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر = Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر = Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن = Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي = Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي = Yang Maha Tinggi
79 Al Barri البر = Yang Maha Penderma
80 At Tawwaab التواب = Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو = Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى = Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع = Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور = Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Baadii البديع = Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96 Al Baaqii الباقي = Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث = Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد = Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar
Tafsir Bismillah-بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ-
Nama Ebook: Tafsir Basmallah
Penulis : Syaikh Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
Format File: doc, ukuran File: 253 kb,
Penulis Berkata: Allah عزّوجلّ berfirman:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah : “Dengan menyebut nama Allah aku makan”.
Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil.
Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang:
Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah عزّوجلّ.
Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata: “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah عزّوجلّ”.
Ikuti selanjutnya tafsir ringkas dari ayat yang mulia ini, ia (Bismillah) di awal setiap surat Al-Qur’an selain Surat At-Taubah. Syaikh رحمه الله selanjutnya menjelaskan tentang tafsir Jalalah, Ar-Rahman dan Ar-Rahim serta perbedaan pendapat tentang apakah Bismillah merupakan ayat tersendiri dalam surat Al-Fatihah atau bagian dari surat Al-Fatihah.
( Assalamu 'alaikum Wr. Wb ) السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
( Wa 'alaikum salam Wr. Wb ) وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
( Wassalamu 'alaikum Wr. Wb) وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahirrahmanirrahim)
اَهْلاًوَسَهْلاً (ahlan wa sahlan )
اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar )
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah) اَللّهُ (Allah) آمِّينَ (amin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ (Astaghfirullah)
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ ( Do'a untuk Pengantin )
حَلاَلً (halal) حَرَمً (haram)
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ (innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun)
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ (insya Allah)
جَزَاكَ اللّهُ (jazakallah)
جَزَاكِ اللّهُ (jazakillah)
جَزَاكُمُ اللّهُ (jazakumullah)
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ(laa haula wa laa quwwata illa billah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (laa ilaaha illallah)
مَاشَآءَاللّهُ (masya Allah)
سُبْحَانَ اللّهُ (subhanallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ (lafadz takbiran)
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ (taqabalallahu minna wa minkum)
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ (taqabal ya kariim)
وَ اِيَّكُمْ (wa iyyakum)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ (penutup ceramah)
Jika tulisan Arab di atas tidak terbaca di BlackBerry Anda,
Silahkan Down Load dulu link di bawah ini sesuai tipe BB nya ya...
Semoga berManfaat dan sdh bisa lgs m'akses situs"
/website Quran dgn Arabic letters... :) ;)
Berikut ini beberapa koleksi tulisan Arab. Semoga dapat menghibur dan bermanfaat :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Assalamu 'alaikum Wr. Wb )
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Wa 'alaikum salam Wr. Wb )
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ( Wassalamu 'alaikum Wr. Wb)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (Bismillahirrahmanirrahim)
اَهْلاًوَسَهْلاً (ahlan wa sahlan )
اَللّهُ اَكْبَرُ (Allahu Akbar )
اَلْحَمْدُلِلّهِ (Alhamdulillah)
اَللّهُ (Allah)
آمِّينَ (amin)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ (Astaghfirullah)
بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ ( Do'a untuk Pengantin )
حَلاَلً (halal)
حَرَمً (haram)
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ (innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun)
اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ (insya Allah)
جَزَاكَ اللّهُ (jazakallah)
جَزَاكِ اللّهُ (jazakillah)
جَزَاكُمُ اللّهُ (jazakumullah)
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ(laa haula wa laa quwwata illa billah)
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ (laa ilaaha illallah)
مَاشَآءَاللّهُ (masya Allah)
سُبْحَانَ اللّهُ (subhanallah)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ (lafadz takbiran)
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ (taqabalallahu minna wa minkum)
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ (taqabal ya kariim)
وَ اِيَّكُمْ (wa iyyakum)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ (penutup ceramah)
Kalimat Thayyibah assalamualaikum adalah kalimat toyibah yang mengandung keselamatan dan kesejahteraan. Kalimat salam ini sunnah diucapkan apabila bertemu dengan sesama muslim, masuk ruangan, mengawali pembicaraan, dll. Namun wajib hukumnya menjawabi salam tersebut bagi orang yang diberi ucapan salam.
Kalimat toyibah salam ini juga menjadi salah satu haq dari 6 haq yang harus dipenuhi oleh seorang muslim, sebagaimana sabda Nabi:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ .رَوَاهُ مُسلِم
“Haq muslim terhadap muslim lainnya itu ada enam:
1. Apabila kamu bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya,
2.Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya,
3. Apabila ia meminta nashihat kepadamu, maka berilah ia nashihat,
4. Apabila ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka doakanlah ia dengan ucapan ‘‘Yarhamukallah’’,
5. Apabila ia sakit, maka jenguklah ia,
6. Dan apabila ia meninggal, maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (yang serupa dengannya). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” ( QS An-Nisaa’ : 86)
Arti Assalamualaikum sendiri adalah “keselamatan dan kesejahteraan semoga tetap tercurahkan kepadamu”, maka sudah selayaknya kita juga kembali mendoakan untuk orang yang mengucapkan salam kepada kita.
Kalimat Thayyibah Subhanallah dan Masya Allah
“Subhanallah” adalah salah satu kalimat toyibah yang biasa diucapkan oleh Muslim Indonesia ketika melihat sesuatu yang menakjubkan. Sedangkan kalimat Masya Allah diucapkan ketika melihat sesuatu yang mengejutkan, mengagetkan, dsb.
Sebenarnya hal itu kurang tepat penempatannya, namun begitu, hal itu tetap baik untuk dilakukan karena keduanya merupakan sama-sama kalimat toyibah.
Adapun mengenai penempatannya sendiri yang lebih tepat adalah sebagai berikut:
1. Pendapat Pertama
Pendapat pertama mengatakan bahwa kalimat toyibah tasbih ini lebih tepat diucapkan ketika sedang dalam keadaan takjub atau heran atas sesuatu atau peristiwa yang terjadi yang tidak pantas untuk Allah, baik yang didengar atau dilihat. Adapun dasarnya adalah sebagai berikut:
Abu Hurairah ra. pernah bertemu dengan Nabi SAW sedangkan ia dalam kondisi junub. Kemudian Abu Hurairah ra. pergi mandi tanpa pamit kepada Baginda Rasulullah SAW. Setelah Abu Hurairah ra. kembali Rasulullah SAW pun bertanya, “mengapa tadi kamu pergi”? Abu Hurairah ra. menjawab, “Aku junub, dan aku tidak suka duduk bersama Engkau wahai Rasulullah sedangkan aku dalam kondisi tidak suci.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ! إِنَّ الْمُسْلِمَ لاَ يَنْجُسُ
“Subhanallah! Sesungguhnya muslim itu tidak najis.” (HR. Bukhari: 279)
Rasulullah SAW heran terhadap sikap Abu Hurairah yang menyangka bahwa dirinya najis hanya karena dalam keadaan junub. Oleh sebab itu, Nabi pun menjelaskan bahwa seorang muslim itu tidak najis meskipun dalam keadaan junub. Sehingga tidak perlu minder jika bertemu bertemu dengan sesama muslim.
Sedangkan dalam kondisi takjub atas suatu peristiwa, dasarnya adalah:
Dari Muhammad ibn Jahsy ra, “Suatu ketika Rasulullah SAW melihat ke langit, kemudian beliau bersabda:
سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ
“Subhanallah betapa berat ancaman yang diturunkan ….”
Pada lanjutan hadits diatas, Rasulullah SAW takjub/kaget terhadap suatu ancaman yang diturunkan Allah kepada orang-orang yang malas dalam membayar hutang.
Kalimat thayyibah subhanallah ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Mereka (orang-orang Nasrani) berkata, ‘Allah mempunyai anak’, Maha Suci Dia (dari tuduhan itu).” (QS. Al-Baqarah:116)
Sedangkan kalimat Masya Allah adalah lebih tepat ketika melihat hal yang indah-indah dan mengagumkan (kebalikan dari kebiasaan masyarakat kita).
Allah berfirman:
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)
2. Pendapat Kedua
Menurut pendapat yang kedua, pengucapan kalimat Subhanallah atau Masya Allah lebih rinci lagi.
1.“Subhanallah” boleh diucapkan ketika melihat/mendengar/mengetahui sesuatu yang indah atau menakjubkan, dengan catatan sesuatunya tersebut murni atas kuasa Allah tanpa campur tangan manusia.
Contohnya adalah saat kita melihat pemandangan alam yang indah, mukjizat nabi-rasul, karomah, atau ketika terjadi peristiwa gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya.
Pemahaman ini berdasarkan ayat pertama dalam surat Al-Isra’ dan beberapa ayat lain dalam Al-Qur’an:
سبحان الذي اسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الاقصى الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هو السميع البصير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
2.“Masya Allah” diucapkan ketika kita melihat/mendengar/mengetahui suatu kejadian yang indah atau menakjubkan, namun terdapat peranan manusia dalam kejadian tersebut.
Contohnya adalah ketika kita melihat suatu bangunan yang megah dan indah, memasuki taman yang cantik, suatu prestasi atau teknologi yang canggih dan lain sebagainya.
Allah berfirman di surat al-Kahfi,
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Mengapa ketika kamu memasuki kebunmu tidak mengucapkan “Maasyaa Allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. al-Kahfi: 39)
Ayat tersebut pemahamannya menggunakan penjelasan yang sama dengan yang diatas tadi. Dalam ayat tersebut, objek dari pengucapan “Masya Allah” adalah kebun.
Sedangkan dalam kebun tersebut, selain terdapat tanaman-tanaman yang tumbuh atas izin Allah, juga ada usaha dari manusia pemilik kebun yaitu menanamnya, memupuki, menyirami dan seterusnya.
Arti Subhanallah dan Masya Allah
Kalimat Thayyibah Subhanallah (سبحان الله) artinya adalah “Maha Suci Allah”. Maksudnya yaitu, Allah adalah Dzat yang Maha suci dari segala kekurangan, keburukan, kecacatan dan segala hal yang bertolak belakang dengan sifat kesempurnaan Allah. Ungkapan ini juga sekaligus menunjukkan keagungan Allah, bahwa memang Allah-lah satu-satunya Dzat yang Maha Suci.
Sedangkan arti Masya Allah (ماشاء الله) adalah “Segala sesuatu terjadi Atas kehendak Allah”.
Kalimat Thayyibah La Haula Wala Quwwata Illa Billah
Selain disebut sebagai kalimat toyibah, kalimat dzikir La Haula Wala ini disebut juga dengan bacaan hawqolah. Kalimat dzikir ini merupakan suatu bentuk kefanaan manusia.
Yaitu sebuah pengakuan atas kelemahan dan ketidak berdayaan diri manusia, meskipun kuasa sekecil bij dzarroh. Tidak ada kekuatan sama sekali dalam berbuat taat, kecuali atas pertolongan Allah. Dan tidak ada daya sama sekali untuk menghindar dari ma’siat, kecuali juga atas pertolongan Allah.
Dengan demikian, terbukalah kefahaman bahwa Allah adalah dzat yang benar-benar Maha kuasa, sedangkan kita tiada kuasa sama sekali.
Setelah adanya pengakuan tersebut, maka kalimat dzikir hawqolah ini diucapkan ketika seseorang memiliki ‘azam, yaitu suatu keinginan yang kuat. Karena dari kalimat toyibah ini timbul pancaran tawakkal yang kuat.
Kalimat Thayyibah Tahlil
Kalimat Thayyibah Tahlil adalah kalimat dzikir Laa ilaaha Illallaah, disebut juga dengan kalimat tauhid. Sebab makna dari kalimat dzikir ini berisi tentang ke-ESA-an Allah.
Bacaan Tahlil ini adalah sebaik-baik kalimat dzikir, sebagaimana hadits Nabi SAW :
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّ عَاءِ الْحَمْدُ للهِ
Sebaik-baik dzikir adalah (membaca) lâ ilâha illallâh. Dan sebaik-baik doa yaitu alhamdulillah (HR. al-Bukhari no.99)
0 Response to " Tuliskan 99 Asmaul Husna Beserta Artinya"
Posting Komentar